Sabtu, 17 November 2012

Lupakan Jika Ingin, Ingat Jika Ingin


Rindang, kau benar. Seharusnya aku melakukan itu dari dulu. Seharusnya aku menikmati hidupku dan berhenti untuk menyesali peristiwa enam tahun lalu. Mulai sekarang aku akan melakukan apa yang telah kau sarankan. Untuk memikirkannya jika ingin dan melupakannya jika ingin. Dan tidak menyita pikiranku dengan terus memikirkan sebuah cara untuk melupakannya, semakin aku mencoba melupakannya semakin dia ada dalam benakku. Dan kau benar, itu telah benar-benar menyita waktuku dan pastinya membuatku terlihat sangat bodoh!!!!
Aku akan mulai menikmati hidupku dari awal. Wow, aku begitu bersemangat meski hanya memikirkannya. Sekarang aku akan melakukan apapun yang ingin aku lakukan. Ya, mungkin aku akan terus memikirkannya sampai aku bosan dan pada akhirnya melupakannya dengan sendirinya. Nampaknya ini lebih mudah dan tentunya lebih menyenangkan. Setidaknya aku akan menjadikannya motivasi tersembunyi untuk bisa lebih baik dan membuatnya menyesal karena telah mencampakkanku seperti rongsokan!!!
Rindang, kenapa kau begitu jenius???
Aku tak pernah berfikiran seperti ini. Well, sebenarnya aku juga tau semakin aku berusaha melupakannya semakin aku tak bisa melupakannya dan tentunya semakin membuatku sakit. Tapi nampaknya otakku sudah terlalu berkarat dan tak bisa berfikir jernih. Dan terimakasih untuk pencerahan yang benar-benar membantuku. “ Lupakan dia jika ingin melupakan dan ingatlah dia jika ingin mengingatnya. Lakukan itu sampai kau bosan dan pada akhirnya melupakannya dengan sendirinya “
Aku sudah memutuskan, meskipun ini terdengar gila, tapi aku akan terus memikirkanya dan tak pernah berusaha lagi untuk melupakannya. Aku akan terus memikirkannya sampai aku mendapatkan seseorang yang benar-benar bisa menggantikannya, bukan sekedar sebagai pelarian. Tapi benar-benar sebagai the one yang aku tunggu selama ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar